Apakah jargon itu masih berlaku di era dunia tanpa batas seperti saat ini?
Dan apakah cinta sejati yang tak dapat dimiliki benar akan dikejar dan dibawa mati?

Asal usul:
Alkisah seorang tukang rumput yang bekerja di rumah salah satu penguasa daerah di Jawa pada masa penjajahan Belanda. Tukang rumput ini adalah orang miskin yang rajin bekerja dan tidak pernah melakukan kejahatan apapun. Hingga suatu saat ia jatuh cinta pada puteri penguasa daerah tersebut. Dia berusaha menahan rasa cinta itu karena dia pikir cinta yang dirasa adalah sia-sia. Dia sangat menyadari siapa dia dan siapa orang yang dicintainya tersebut. Dia hanya melihat pujaan hatinya dari jauh dan mengkhayalkan ketika malam menjelang.
Suatu hari, saat dia tak lagi kuat menahan rasa cinta yang kian lama kian membara, akhirnya dia mengungkapkan perasaannya pada sang puteri. Sang puteri begitu terkejut dan sama sekali tidak menyangka tukang rumput yang selama ini dianggap rendah ternyata mengungkapkan cinta. Sang puteri marah besar dan dalam amarahnya, puteri itu mengumpat dan meludahi si tukang kebun.
Respon puteri yang berlebihan dan sama sekali tidak diduga oleh si tukang kebun, membakar amarah dan dendam tukang kebun. Dia mengambil ludah sang puteri yang terlanjur jatuh ke tanah dan pikirannya yang telah dipengaruhi setan mengatakan bahwa dia harus membalas dendam atas semua perlakuan sang puteri padanya.

Tak lama waktu berselang, akhirnya si tukang kebun meninggal dunia. Sang puteri tetap berada dalam kegilaannya yang tak kunjung terobati dan tak lama setelah si tukang kebun meninggal, sang puteri pun menyusul. Mereka dikebumikan berdampingan hingga saat ini.
Saat ini:
Si tukang kebun berpesan, bahwa siapa saja yang menggunakan mantra ini dengan tujuan untuk membalas dendam karena cinta yang tak tergapai, maka si pengguna akan bernasip sama seperti si tukang kebun dan sang puteri, yaitu gila hingga mati. Sampai saat ini mantra ini masih dimiliki dan dipelajari oleh kalangan tertentu. Siapa pun yang menggunakan mantra ini, tentu dia telah bersekutu dengan setan dan bukan kebahagiaan yang akan diperoleh, tetapi sengsara seumur hidup hingga dibawa ke alam kubur.
0 komentar:
Posting Komentar